Senin, 02 Juli 2012

jUrNal gizi Buruk

KARAKTERISTIK PENDERITA GIZI BURUK PADA BALITA
DI RSUD ARIFIN AHMAD PEKAN BARU
TAHUN 2006

YANI JULITA SARI
04072

AKADEMI KEPERAWATAN PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2006/2007

ABSTRAK
Latar belakang: Gizi buruk adalah bentuk terparah ( akut ) dari proses terjadinya gizi buruk. Anak balita sehat atau kurang gizi diketahui dari pertambahan BBnya sampai usia 2tahun. Apabila berat badan sesuai dengan prtambahan umur menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia, dia bergizi baik kalau sedikit dibawah standar disebut bergizi kurang yang bersifat kronais. Sejak Januari sampai Desember 2005 , terdapat 71815 balita yang menderita gizi buruk di Indonesia. Dari 56 kasus di Riau, 4 diantaranya meninggal dunia. Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk meneliti karakteristik gizi buruk di RSUD Arifin Achmad.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui karakteristik penderita gizi buruk dari segi jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua, umur, jenis pekerjaan orang tua.
Metode penelitian: Metode deskriptis dilakukan dari bulan maret – mei 2007 di RSUD Arifin Achmad. Populasi penelitian adalah penderita yang didiagnosa yang tercantum di Medical Record tahu 2006 berjumlah 23 orang. Untuk pengambilan sampel dilakukan dengan cara total populasi pengambilan data diolah secara manual yang disajikan dalam bentuk table.
Hasul Penelitian: Dari jenis kelamin, banyak terdapat pada perempuan 13 orang (56,52%), sedangkan laki-laki 10org (43,48%). Dari umur, mayoritas 12-23 bulan 2 orang (8,70%). Pekerjaan orang tua 8 orang (62,22%). Tingkat pendidikan orang tua yaitu SMP 4 orang (17,39%).









PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut) dari proses terjadinya kekurangan gizi. Anak balita sehat atau kurang gizi diketahui dari pertumbuhan berat badannya setiap bulan sampai usia minimal 2 tahun. Apabila berat badan sesuai dengan pertumbuhan umur menurut standar kesehatan dunia, dia bergizi baik, kalau sedikit dibawah standar di katakana bergizi buruk (Suhendra, 2006).
Anak bergizi kurang, berarti kekurangan gizi pada tingkat ringan atau sedang, belum menunjukkan gejala sakit. Dia seperti anak-anak lain, masih bermain dan sebagainya, tetapi bila di amati, badannya mulai kurus. Bila kondisi ini berlansung lama , maka akan berakibat semakin berat. Pada keadaan ini dapat menjadi kwashiarkat maramus yang biasanya  infeksi saluran pencernaan bagian atas, anemia dll (francin, 2004).
Sejak January sampai November 2005, terdapat 71815 balita yang menderita gizi buruk di Indonesia. Dari jumlah itu, 232 diantaranya meninggal dunia. Antara lain : 3438 dari NTB. 33 meninggal; 12028 di Jawa Tengah, dengan 94 orang meninggal dunia; 13968 dari NTT, 53 meninggal meninggal; 3763 dari Nanggoroe Aceh Darussalam, 8 meninggal. 1155 dari Papua, 3 meninggal; 56 dari Kalimantan tengah, 1 meninggal; 5 dari Maluku,  1 meninggal;56 dari Riau, 4 meninggal. (Necy, 2006).
Kurang gizi pada belita dapat pula menyebabkan balita mengidap penyakit gangguan pencernaan gejala penyakit seperti gangguan nafsu makan, muntah, dan diare. Penyakit tersebut akan cepat mempengaruhi gizi anak. Oleh sebab itu anak yang mengalami gejala tersebut hendaknya segera di bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.( Lisdiana, 1998).
Kasus gizi buruk lebih cepat menarik perhatian masyarakat karena kelihatan nyata penderitaan anak sakit, kurus, bengkak (busung) dan lemah. (Suhendra, 2002).
Dalam menangani masalah ini perawat juga berperan sebagai perawat professional antaralain pembantu klien dalam tahap perawatan, menetukan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, perawat juga membantu klien mempertahankan  kesehatan baik mental maupun fisik sehingga balita tetap semangat dalam proses penyembuhan dan merencanakan serta mempersiapkan perbaikan gizi yang akan datang.
B.    Perumusan Masalah
 Bagaimanakah karakteristik Penderita gizi buruk pada balita yang dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru?

C.    Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui penderita gizi buruk pada balita yang dirawat inap di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada tahun 2006.
2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui balita yang menderita gizi buruk ditinjau dari jenis kelamin.
b.    Untuk mengetahui balita yang menderita gizi buruk ditinjau dari segi umur.
c.    Untuk mengetahui balita yang menderita gizi buruk ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
d.    Untuk mengetahui balita yang menderita gizi buruk ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
D.    Manfaat Penelitian
1.    Bagi penelitian
Dapat dijadikan pengalaman dan menambah pengetahuan dari peneliti khususnya dalam meneliti tentang karakteristik penderita gizi buruk pada balita.
2.    Bagi petugas kesehatan
Masukan bagi petugas kesehatan untuk dapat meningkatkan layanan kesehatan khususnya bagi penderita gizi buruk.
3.    Bagi pendidikan
Diharapkan penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai informasi dan masukan dalam melaksanakan program penelitian dari masa yang akan datang.


TINJAUAN PUSTAKA
A.    Konsep Dasar
1.    Definisi
Gizi buruk adalah bentik terparah (akut) dari proses terjadi nya kekurangan gizi. (Necy, 2006).
Balita gizi buruk adalah anak 0-5 tahu yang berat badan/umurnya -3 SB dan mempunyai tanda-tanda klinis. (Necy, 2006).
Gizi adalah makanan yang masuk melalui mulut, dipecah menjadi senyawa kimia yang lebih sederhana. (moehji, 2002).
2.    Etiologi
a.    Penyebab Lansung
Makanan dan penyakit dapat secara lansung menyebabkan kurang gizi. Timbulnya kurang gizi tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang tetapi juga penyakit.
b.    Penyebab tidak lansung
Tiga penyebab tidak lansung, yaitu:
1)    Kesehatan pangan keluarga yang kurang memadai.
2)    Pola pengasuhan anak kurang memadai.
3)    Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.
Ketiga factor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan keluarga.
c.    Pokok masalah dimasyarakat
Kurangnya keberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumberdaya masyarakat yang berkaitan dengan berbagai factor lansung maupun tidak lansung.
d.    Akar masalah
Krisis ekonomi, politik dan social pada tahun 1997 menyebabkan meningkatnya pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan. Keadaan ini memicu munculnya kasus-kasus gizi burukakibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga tidak memadai. (INN, 2006).
3.    Beberapa Hal yang Mendorong Gangguan Gizi
a.    Ketidaktahuan hubungan makanan dengan kesehatan.
b.    Prasangka buruk terhadap makanan tertentu.
c.    Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan.
d.    Kesukaan yang berkebihan terhadap makanan tertentu.
e.    Keterbatasan penghasilan keluarga.
f.    Jarak kelahiran yang terlalu dekat. (Moehji, 2002).



4.    Makan Sebagai Sumber Gizi
Berdasarkan struktur kimianya, zat gizi yang terdapat dalam makanan terdiri dari:
a.    Karbohidarat
Adalah zat gizibyang terbentuk dari unsure karbon, oksigen, dan hydrogen.
b.    Lemak
Berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E dan juga sebagai pelindung tubuh dari suhu dingin.
c.    Protein
Adalah pondasi sel pada manusia, zat pembangun jaringan.
d.    Vitamin
Tubuh manusia paling sedikit dapat mensintesis 3dari 13 jenis vitamin,yaitu vitamin A,O dan niasin.
e.    Mineral
Berfungsi membentuk sel-sel baru sehingga sangat diperlukan bagi tubuh dan perkembangan balita. (Nurachmah, 2012).
f.    Air
Berfungsi:
1)    Membentuk cairan tubuh
2)    Alat pengukur gizi
3)    Alat pengukur sisa pembakaran atau metabolism
4)    Mengatur panas tubuh.
5.    Factor Yang Harus Di Perhatikan Dalam Pemberian Makanan Pada Balita
a.    Umur
b.    Berat badan
c.    Suhu lingkungan
d.    Aktivitas
e.    Keadaan sakit (nurrachmah,  2002).
6.    Klasifikasi kasus gizi balita dengan menggunakan indeks simpang batu (SB) yang dikenal dengan istilah Z score menurut (Almatsier, 2001)
a.    Gizi buruk (<-3,00 SB)
b.    Gizi kurang (-3,00 SB hingga 2,00 SB)
c.    Gizi baik (-2,00 SB hingga 2,00 SB).
7.    Cara Mengukur Status Gizi
Dari sudut gizi, derajat kesehatan manusia dapat di ukur dengan berbagai cara, antara lain dengan mengukur perbandingan postur tubuh (antropometri) salah satu perbandingan postur tersebut adalah ukuran berat badan (BB) disbandingkan dengan tinggi badan (TB), artinya berapa BB (dalam kg) untuk TB (dalam cm) tertentu. Angka tersebut bisa di sebut BB terhadap TB atau di singkat BB/TB.
8.    Makanan Bagi Balita
Kebutuhan gizi balita berbeda sekali walaupun umurnya sama, kebutuhan makan balita laki-laki berbeda dari kebutuhan balita perempuan, balita tinggi berbeda dengan balita pendek. Makan yang diberikan harus berfungsi sebagai energy untuk aktivitas otot-ototnya, membentuk jaringan baru.
9.    Tanda-Tanda Gizi Buruk
a.    Kurang Kalori dengan Protein
1)    Setelah 2-3 bulan berturut BB menurun.
2)    Anak menjadi kurang bergairah, dan malas.
3)    Berat badan semakin rendah dibandingkan umurnya, mudah terkena infeksi, kulit kering dan kusam, muka pucat, rambut berwarna merah tembaga, perut buncit, kaki bengkak.
4)    Otot di sekitar mata mulai kendor.
5)    Pembesaran hati, BAB encer dengan kulit pecah mengelupas. (Lisdiana, 1998).
b.    Tanda-Tanda kwashiorkor
1)    Edema umum nya di seluruh tubuh terutama pada kaki.
2)    Wajah membulat dan sembab.
3)    Otot-otot mengecil
4)    Perubahan status mental.
5)    Anak sering menolak segala jenis makanan.
6)    Pembesaran Hati.
7)    Sering disertai infeksi.
8)    Rambut kusam dan mudah dicabut.
9)    Gangguan kulit kepala.
c.    Tanda-Tanda Maramus
1)    Anak tampak sangat kurus.
2)    Wajah seperti orang tua.
3)    Cengeng, rewel.
4)    Perut cekung.
5)    Kulit keriput.
6)    Sering disertai diare kronik atau konstipasi.
7)    Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang.
d.    Tanda-Tanda Maramus Kwashiortor
Merupakan fabungan dari tanda-tanda maramus dan kwashiorkor.
10.    Karakteristik Penderita Gizi Buruk Pada Balita
a.    Berdasarkan jenis kelamin.
b.    Golongan umur balita.
c.    Pekerjaan orangtua.
d.    Pendidikan orang tua.
METODE PENELITIAN
A.    Jenis Dan Design Penelitian
Dengan pengumpulan data, pengolahan data, dan penggagasan maka rancangan penelitian ini merupakan deskriptif dimana penelitian ini terbatas  pada usaha pengungkapan suatu masalah.\
B.    Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru ruangan Merak 1 yang dimulai dari 30 maret sampai 20 april.
C.    Populasi dan Sampel
1)    Populasi
Keseluruhan objektif yang diteliti (Notoadmojo, 1997;79). Dan penulis meneliti seluruh balita dengan fizi buruk yang di rawat inap diruang perawatan anak di RSUD Arifin Achmad tahun 2006.
2)    Sampel
Bagian dari populasi yang dipilih atas dasar kemampuan mewakili populasi (Notoadmojo, 1997;79). Total populasinya 23 balita dengan gizi buruk.
D.    Cara Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan pada instrument penelitian dengan menggunakan data skunder yang diperoleh dari data medical record balita yang dirawat inap di ruang perawatan anak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru 2006.
E.    Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang dipakai penulis adalah table yang berisi seluruh karakteristik dan balita dengan gizi buruk yang dirawat.
F.    Cara Pengolahan dan Analisa Data
1)    Pengolahan Data
Dilakukan secara manual dimana dikelompokkan sesuai klasifikasi yang di teliti.
2)    Analisa Data
Dilakukan dengan deskriptif dengan menyajikan data dalam distribusi dan persentase, kemudian data analisa  menggunakan teori dan hasil penelitian dari penelitian lain.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang telah dilakukan mengenai karakteristik penderita gizi buruk di RSUD Arifin Achmad tahun 2006, akan dikelompokkan sesuai dengan criteria objek yang di teliti dan selanjutnya akan disajikan tentang pembahasan dan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan dengan menggunakan teori dan sumber kepustakaan yang ada.
A.    Hasil Penelitian
a.    Dari jenis kelamin
Laki-laki     10 orang    43,48%
Perempuan    13 orang    56,52%
Total        23 orang    100%
Berdasarkan data diatas, perempuan lebih banyak menderita gizi buruk.
b.    Berdasarkan umur
<12 bln    5 orang    21.24%
12-23        7 orang    30.43%
24-35        6 orang    26.09%
36-47        2 orang    8.70%
48-56        3 orang    13.04%
Berdasarkan data diatas, 24-35 bulan lebih banyak menderita gizi buruk.
c.    Berdasarkan pekerjaan orang tua
SD            10 orang    43.48%
SD            9 orang    39.13%
SMP        4 orang    17.39%
SMU        0 orang    0
PT            0 orang    0
Berdasarkan data diatas, pendidikan orang tua SD (tidak tamat SD) lebih banyak menderita gizi buruk.
d.    Berdasarkan pekerjaan orang tua
Tak kerja    15 orang    62.22%
Kerja        8 orang    34.78%
Berdasarkan data diatas, orang tua yang tidak bekerja lebih banyak menderita gizi buruk.


B.    Pembahasan
1)    Gambaran karakteristik menunjukkan bahwa gizi buruk berdasarkan jenbis kelamin.
2)    Gambaran karakteristik menunjukkan bahwa gizi buruk berdasarkan umur.
3)    Gambaran karakteristik menunjukkan bahwa gizi buruk berdasarkan tingkat pendidikan orang tua.
4)    Gambaran karakteristik menunjukkan bahwa gizi buruk berdasarkan pekerjaan orang tua.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penderita Gizi Buruk di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2006 sebagai berikut:
1)    Dari 23 kasus, mayoritas dijumpai penderita gizi buruk berjenis kelamin perempuan sebanyak 13 kasus (56.52%).
2)    Dari 23 kasus, mayoritas dijumpai penderita gizi buruk berusia 12-23 bulan sebanyak 7 kasus (30.34%).
3)    Dari 23 kasus, mayoritas dijumpai penderita gizi buruk dengan pendidikan orang tua SD (tidak bersekolah) sebanyak 10 kasus (43.48%).
4)    Dari 23 kasus, mayoritas dijumpai penderita gizi buruk dengan jenis pekerjaan orang tua yang tidak bekerja sebanyak 15 kasus (62.22%).
B.    Saran
1)    Bagi peneliti
Diharapkan kepada peneliti supaya diperluas adanya penelitan dan pembahasan lebih lanjut tentang gizi buruk dengan metodelogi berbeda.
2)    Petugas Kesehatan
Diharapkan lebih memperhati kan pelayanan kesehatan pemeriksa untuk penderita, penyuluhan dan informasi tentang cara penceganan dan pengobatan untuk penderita gizi buruk.
3)    Pendidkan
Diharapkan kepada institusi akademik dan juga adik-adik tingkat untuk menggali lebih dalam tentang gizi buruk bukan hanya sebatas gambaran saja tetapi juga memberikan informasi pengetahuan dan sikap masyarakat untuk dapat di teliti lebig lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2007. Masa Depan Kami Profinsi. Sumbawa.http:// www.sumbawa.com
Francin Erna, Patah dkk, 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi.EGC. Jakarta
Moehji, S jahmen, 2002. Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. PT. Bharatara Niaga Media. Jakarta
Necy, Tetty, 2006. Gizi Buruk  Terus Menghantui Indonesia. http:// www.urbanpoor.com
Nurahmah, Elly, 2001. Nutrisi Dalam Keperawatan. CV. Invo Medica. Jakarta
Register Rawat Inap Ruangan Perawatan Anak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2006.

Jumat, 01 Juni 2012

kritikan=> Bingung Membedakan Kanan Atau Kiri (karangan ku)


    Karena masih kecil, anak anak belum mengetahui sepenuh nya hidup ini, sampai-sampai menentukan tangan kanan dan tangan kiri saja susah. hal ini karena anak anak belum terlalu memperhatikan.
    Mungkin juga karena orang tua yang kurang cermat mengajarkan perbedaan tangan tersebut. Atau anak kurang tertarik dengan hal semacam itu.
    Seharusnya sebagai orang tua harus memiliki cara yang kreative agar si anak tertarik.

Selasa, 08 Mei 2012

Bingung Membedakan Kanan Atau Kiri (karangan ku)


   Sewaktu kecil pasti kita bingung untuk menentukan yang mana kanan dan yang mana kiri. Begitu juga yang terjadi denganku. Karena masih kecil jadi bisa dimengerti. 
Seperti biasa yang dilakukan anak kecil pada umumnya, aku dan teman-temanku bermain dihalaman rumah, saat sedang asyik bermain tiba-tiba ada seseorang teman usil dan bertanya kepada ku “Di, kamu makan dengan  tangan kiri atau kanan”, tanpa ragu aku menjawab “tangan kirilah” sambil mengangkat tangan kananku. Tiba-tiba teman-temanku tertawa mengejekku, tapi aku cuek saja karena fikirku aku sudah menjawab dengan benar.    Sesampainya dirumah kutanyakan pada ibuku karena aku bingung. “Bu, makan menggunakan tangan yang mana??”, ibu menjawab “tangan yang ini, yang kanan”. Awalnya aku sudah gembira karena tangan yang ditunjuk ibu sama dengan yang kujawab tadi, tapi saat ibu menyebutkan bahwa itu adalah tangan kiri, aku jadi malu sendiri dan berfikir pantasan teman-teman tadi menertawakanku. Mulai saat itu aku benar benar mengingat yang mana kanan dan yang mana kiri.

Minggu, 15 April 2012

DPR Targetkan RUU Keperawatan Selesai 2012

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Herlini Amran mengemukakan, DPR telah bersepakat untuk menjadikan RUU tentang Keperawatan sebagai salah satu prioritas yang akan dibahas dan disahkan pada 2012.
"Kami di Komisi IX DPR RI telah menargetkan pembahasan RUU Keperawatan selesai pada tahun ini. Jadi mohon dukungan publik dan saran-sarannya," ujar Herlini yang juga anggota Panja RUU Keperawatan DPR RI di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, RUU tersebut juga sudah dicantumkan sebagai salah satu RUU prioritas dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2012 sehingga target RUU Keperawatan selesai tahun ini harus tercapai.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa sebenarnya RUU tersebut sudah dicetuskan sejak 1989. Akan tetapi, RUU Keperawatan baru diajukan ke DPR tahun 2004 dan sampai hari ini belum jelas keberadaannya.
"Hari ini Panja Keperawatan sudah mulai melakukan pembahasan RUU Keperawatan yang di pimpin oleh Ahmad Nizar Shihab yang baru saja dilantik menjadi Ketua Panja RUU Keperawatan menggantikan Ribka Tjiptaning," ujarnya.
Menurut data Kementerian Kesehatan, jumlah perawat yang ada di Indonesia sekitar 624.000 orang, sedangkan jumlah dokter mencapai 70.000 orang.
Anggota DPR dari Dapil Kepulauan Riau ini mengemukakan bahwa jumlah lulusan perawat yang besar tersebut merupakan potensi untuk pemerataan sumber daya kesehatan ke seluruh wilayah di Indonesia dan hal itu diperkuat fakta 60 persen tenaga kesehatan adalah perawat.
"Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk berdasarkan Sensus 2010 sebanyak 237,6 juta orang maka rasio perawat terhadap penduduk adalah 262,6 orang perawat setiap 100.000 penduduk," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa beberapa tujuan dibentuknya RUU Keperawatan itu adalah, pertama, untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai salah satu tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan. Kedua, pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan.
Ketiga, penyelengaraan pelayanan keperawatan harus dilakukan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat yang telah tersertifikasi, registrasi, dan lisensi.
Keempat, bahwa pengaturan mengenai keperawatan masih tersebar di berbagai peraturan perundang-undangan dan belum memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada perawat dan masyarakat sehingga perlu diatur secara komprehensif.(ar)

Apa kata anggota dewan yth tentang RUU Keperawatan dan Perawat??

Jumat, 16 Maret 2012

SEJARAH KEPERAWATAN DUNIA


Keperawatan lahir sejak naluriah keperawatan lahir bersamaan dengan penciptaan manusia perkembangan keperawatan dipengaruhi dengan semakin maju peradaban manusia maka semakin berkembang keperawatan
· Perkembangan dipengaruhi oleh :
Perawatan dan pengobatan zaman purba
Orang-orang pada zaman dahulu hidup dalam keadaan primitive. Namun demikian mereka sudah mampu sedikit pengetahuan dan kecakapan dalam merawat atau mengobati. Pekerjaan "merawat" dikerjakan berdasarkan naluri (instink) à naluri binatang à "mother instinct" (naluri keibuan) yang merupakan suatu naluri dalam yang bersendi pada pemeliharaan jenis (melindungi anak, merawat orang lemah)
à Perawatan dan pengobatan secara praktis telah dilakukan oleh orang-orang primitive, misalnya :
a. Merawat dan mengobati luka-luka
b. Menurunkan panas dengan memberikan air minum yang banyak atau perawatannya dengan menggunakan air (kompres)
c. Membuka absoes dengan menggunakan batu-batu tajam
d. Menhentikan pendarahan dengan menggunakan batu-batu panas
e. Pemakaian tumbuh-tumbuhan sebagai pengobatan penyakit

Pengaruh kepercayaan terhadap perawatan dan pengobatan
Manusia zaman purba menganut kepercayaan/agama "animisme" menghubungkan terjadinya penyakit dnegan kepercayaan animisme ini, sehingga mereka beranggapan bahwa orang menderita sakit disebabkan karena kemasukan arwah-arwah (roh-roh) itu. Orang-orang yang menaruh perhatian terhadap tanda-tanda penyakit à orang "ahli" dalam mengambil tindakan pengobatan terhadap orang sakit. Orang ahli tersebut kemudiajn disebut ahli obat-obatan = dukun dalam pengobatannya dukun antara lain memperhatikan aturan-aturan sebagai berikut :


A. Ajaran alam
Suatu kepercayaan yang menganjurkan bahwa alam sendiri memberikan petunjuk-petunjuk tentang obat yang akan dipakai misalnya Luka yang berdarah di beri balutan atau kain yang berwarna merah/daun merah. Apabila sakit kuning di beri obat minum dari akar-akaran atau kulit tumbuhan berwarna kuning.
B. Ajaran transmigrasi
Suatu ajaran yang mempercayai akan adanya kekeuatanm daya pemindahan. Misal : Pada waktu seorang wanita akan melahirkan, diberi air rendaman daun dan membuka lebar-lebar semua pintu

Perawatan pada beberapa bangsa dan Negara
A. Mesir
Bangsa mesir pada zaman purba telah menyembah banyak dewa. Dewa yang terkenal antara lain Isis. Mereka beranggapan bahwa dewa ini menaruh minat terhadap orang sakit dan memberikan pertolongan pada waktu si sakit sedang tidur. Didirikanlah kuil yang merupakan rumah sakit pertama di mesir
Ketabiban
Ilmu ketabiban terutama ilmu bedah telah dikenal oleh bangsa mesir zaman purba (± 4800 SM). Dalam menjalankan tugasnya sebagai tabib ia menggunakan bidai (spalk), alat-alat pembalut, ia mempunyai pengetahuan tentang anatomi, Hygienr umum serta tentang obat-obatan. Didalam buku-buku tertulis dalam kitab Papyrus didalamnya memuat kurang lebih 700 macam resep obat-obatan dari Mesir
B. Babylon dan syiria
Ilmu pengetahuan tentang anatomi dan obat-obat ramuan telah diketahui oleh bangsa Babylon sejak beberapa abad SM. Pada salah satu tulisan yang menyatakan bahwa pada 680 SM orang telah mengetahui cara menahan darah yang keluar dari hidung dan merawat jerawant pada muka.
Bangsa Babylon menyembah dewa oleh karena itu perawatan atau pengobatan berdasarkan kepercayaan tersebut.
C. Yahudi kuno
Ilmu pengetahuan bangsa Yahudi banyak di peroleh dari bangsa Mesir. Misalnya : cara-cara memberi pengobatan orang yang terkenal adalah Musa. Ia juga dikenal sebagai seorang ahli hygiene. Dibawah pimpinannya bangsa Yahgudi memajukan minatnya yang besar terhadap kebersihan umum dan kebersihan diri.
Undang-undang kesehatan bangsa Yahudi menjadi dasar bagi hygiene modern dimana cara-cara dan peraturannya sesuai dengan bakteriologi zaman sekarang, misalnya :
1. Pemeriksaan dan peminilah bahan makanan yang akan di makan
2. Mengadakan cara pembuangan kotoran manusia
3. Pelarangan makan daging babi karena dapat menimbulkan suatu penyakit
4. Memberitahukan kepada yang berwajib bila ada penyakit yang berbahaya, sehingga dapat diambil tindakan

D. India
Bangsa India (Hindu) di zaman purba telah memeluk agama Brahmana, disamping memuja dan meminta pertolongan kepada dewa (dikuil) untuk menyembuhkan orang sakit. Di India telah terdapat RS khususnya di Utara saat pemerintahan Rasa Asoka, ± 8 RS dimana sebagian kemudian dijadikan sekolah-sekolah pengobatan dan perawatan

E. Tiongkok
Bangsa Tiongkok telah mengenal penyakit kelamin diantaranya gonorhoea dan syphilis. Pencacaran juga telah dilakukan sejak 1000 SM ilmu urut dan psikoterapi.
Orang-orang yang terkenal dalam ketabiban :
1) Seng Lung
Dikenal sebagai "Bapak Pengobatan, yang ahli penyakit dalam dan telah menggunakan obat-obat dari tumbuh-tumbuhan dan mineral (garam-garaman). Semboyannya yang terkenal adalah Lihat, Dengar, Tanya, Rasa.
2) Chang Chung Ching ± 200 Sm telah mengerjakan lavement dengan menggunakan bamboo

F. Yunani
Bangsa Yunani zaman purba memuja dan memuliakan banyak dewa (polytheisme) dewa yang terkenal adalah dewa yang dianggap sebagai dewa pengobatan putri dan dewa yang bernama hygiene sebagai Dewi kesehatan, maka timbullah perkataan higyene.
Untuk pemujaan terhadap para dewa didirikan kuil (1134 SM) yang juga berfungsi sebagai pengobatan orang sakit dan perawatan dikerjakan oleh para budak-budak.
Orang-orang ternama dalam ketabiban antara lain
1. Hippocrates (hidup ± 400 SM) à bapak pengobatan dengan jasa :
- Dasar cara pengobatan sampai sekarang ini
- Penyakit bukan karena setan, melainkan rusaknya undang-undang alam
- Mengembangkan tehnik pemeriksaan badan
- Mengajarkan tentang makanan si sakit
- Menganjurkan supaya penderita sakit jiwa dirawat secara perikemanusiaan
- Mengajarkan tentang semangat pekerjaan, menghargai teman sejawat, , bertanggung jawab terhadap si sakit yang menjadi sumpah hypocrates
2. Plato
ahli filsafat Yunani, otak sebagai pusat kesadaran
3. Aristoteles
Ahli filsafat, ahli jiwa dan ilmu hayat

G. Roma
Rumah sakit Roma zaman purba di sebut valentrumdinari Roma yang terdapat di swiss ditemukan alat-alat perawatan ex. Peralatan untuk huknah pot-pot tempat selep. Juga ditemukan instrument untuk keperluan pembedahan ex : pisau, pincet, klem arteri, speculum. Tokoh terkenal Julius Caesar (101-44 SM). Seorang wali Negara yang pertama-tama mengakui guru-guru hygiene dan menganjurkan tentang kesehatan dan kebersihan

H. Irlandia
Pengetahuan tentang pengobatan telah diketahui lama SM. Tentang Rumah sakit, Seorang putri raja bernama Macha (abad ke 3) mendirikan rumah sakit untuk orang-orang miskin yang sakit. Nama RS tersebut Broin Beargh à rumah kesusahan

I. Amerika
Rumah sakit sederhana telah didirikan dikota besar oleh bangsa Asteken di Amerika Utara, sedang RS yang baik dan merupakan RS pertama didirikan pada tahun 1521 oleh cortez dari Mexico yaitu RS san Jesu Nazareno

· Perkembangan perawatan zaman permulaan masehi
Nabi Isa lahir à "Agama Baru" agama masehi (Nasrasni/Kristen) perkembangan perawatan à bercorak keagamaan à ajaran kasih sayang terhadap sesama manusia (perhatian dan perawatan terhadap orang kesusahankeadaan sakit)
Permulaan diakones
Diakones à pembantu pendeta dalam gereja, memberi nasehat, mengobati orang sakit serta mengunjungi tempat tawanan. Diakones menjadi satu lembaga wanita yang pertama dari organisasi agama Kristen yang bekerja dan mengembangkan pekerjaan perawatan à perawat penunjang rumah yang pertama.
Philantrop
Philantrop à laki-laki dan wanita yang menjauhkan diri dari keramaian dunia dan berkumpul dalam satu tempat-monastic (laki-laki = monk; wanita = non)
3 wanita yang berjasa Morcella, Febicla, Paula

Permulaan rumah sakit.
Agama Kristen berkembang di Roma, zaman pemerintahan constantyn yang agung (tahun 325).
à Mendirikan bangunan/tempat khusus untuk menampung orang terlantar orang sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan à xenodocheian = rumah tahu (xeno = tamu) dalam bahasan latin tamu; hospes à "Hospital"/rumah sakit
Monastic hospital
Adalah gabungan antara hospital/xenodochoion dnegan monastery. Disini orang yang sakit dirawat oleh non (wanita) dimana monastic hospital yang terkenal didirikan pada tahun 559, mempunyai kurang lebih 200 non. Bentuk dari monastic hospital :
- Bangsal untuk merawat orang sakit
- Bangunan untuk orang yang perlu pertolonga, orang cacat, miskin, yatim piatu
- Bangunan tempat tabib dan tempat monk-monk dan non
- Pekerjaan perawatan dikerjakan oleh non-non

B. Penyebaran agama
Pada permulaan masehi terjadi penyebaran agama kristen di Eropa. Hal ini berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan. Kemajuan ini terlihat pada zaman pemerintahan Lord Constandne yaitu dengan :
à XENODHOECIN atau HOSPES (penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama orang yang menderita sakit)
à Mendirikan Rumah Sakit terkenal di Roma Yaitu MONASTIC HOSPITAL
à Pada pertengahan abad VI Masehi di Asia Barat Daya-Timur Tengah terjadi penyebaran agama Islam. Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam abd VII Masehi yang mencakup Afrika, Asia Tenggara, Asia Barat dan sebagian Eropa yaitu Spanyol dan Turki.
à Pada wakti itu berkembang ilmu pengetahuan : Ilmu pasti, ilmu kimia, ilmu hygiene dan obat-obatan
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualitas telah di mulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Rufaidah pada zaman Nabi Muhammad SAW, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan kliennya kaya atau miskin
Berikut ini akan lebih dijelaskan tentang sejarah perkembangan keperawatan dimasa Islam dan di Arab Saudi khususnya :
1. Masa Penyebaran Islam/the Islamic period (570-632)
Perkembangan keperawatan masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/Jihad (holy wars), memberikan gambaran keperawatan di masa ini. System kedokteran mengenai pengobatan lebih dilakukan dnegan ke rumah pasien dengan diberikannya resep oleh dokter. Dalam periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW yaitu Rufaidah binti Sa'ad / Rufaidah Al-Asamiya
2. Masa setelah nabi/post-prophetic era (632-1000M)
Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali. Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr. Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang "The reason why some persons and the common people leave a physician even if he is clever" dan "A clever physician does not have power to heal all diseases, for that is not within the realm of possibility". Dimasa ini ada perawat diberi nama "Al Asiyah"
3. Masa Late to Middle Ages (1000-1500 M)
Dimasa ini Negara-negara Arab membangun RS dengan baik dan mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut5 RS modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan antara ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki
4. Masa Modern (1500-sekarang) Early leaders in nursing's development
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari eropa), Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS dinegara-negara Timur tengah. Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat bidan Sauid pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke negeranya.
Keperawatan Islam masa kini dan mendatang
Dr. H Arif Muhammad dalam seminar perawat rohani Islam di Akper Aisyiyah, Bandung 31 Agustus 2004 mengatakan bahwa masalah sehat maupun sakit adalah alami sebagai ujian dari Allah SWT, hingga manusia tidak akan bisa terbebas dari penyakit. Sehat kerap kali membuat orang lupa dan lalai baik dalam melaksanakan perintah Allah maupun mensyukuri nikmat sehat
Tugas sekorang perawat, Menurut Dr. H. Arif, tugas perawat adalah untuk menekankan agar pasien tidak berputus asa apalagi menyatakan tidak memiliki harapan hidup lagi.
Pada permulaan abad XVI orientasi masyarakat berubah dari orientasi agama menjadi orientasi pada kekuasaan. Sehingga banyak terjadi perang, eksplorasi kekayaan alam (semangat kolonialisme), akibatnya gereja ditutup, tempat ibadan ditutup

C. Perang
à Adanya perang berdampak positif bagi keperawatan oleh karena banyaknya korban perang maka kebutuhan tenaga perawat sangat tinggi.
à Perang salib
Banyaknya sukarelawan dijadikan perawat yang terdiri orde-orde agama, para wanita yang mengikuti suami ke medan perang. Pengaruh perang salib terhadap keperawtan adalah mulai dikenal konsep P3K. keberadaan perawat mulai dibutuhkan dalam ketentraman dan timbul peluang kerja bagi perawat dibidang sosial.

1. Hotel Dieu Di Lion
Perawat diambil dari mantan wanita jalanan atau wanita yang telah bertaubat
2. Hotel Dieu di Paris
Perawat diambil dari orde-orde agama sesudah revolusi perancis orde agama dihapuskan dan pekerjaan perawat digantikan oleh orang-orang bebas yang tidak terikat pada agama. Pelopor perawat yang terkenal di rumah sakit ini adalah GENEVIEVE BOUZUET
3. ST. Thomas Hospital
Didirikan pada tahun 1123 M, dirumah sakit inilah FLORENCE NIGHTINGALE memulai karirnya memperbaharui keperawatan.
Pada awal abad XIX reformasi sosial masyarakat merubah peran perawat dan wanita secara umum. Perawat mulai dipercaya banyak orang. Contohnya adalah FLORENCE Nightingale yang menjadi pelopor keperawatan dunia.

Florencen Nightingale
Lahir tahun 1820 dari keluarga kaya raya dan terhormat meniti karirnya dirumah skait ST. Thomas Hospital ditentang keras oleh keluarganya. Ia diterima mengikuti kursus pendidikan perawat pada usia 31 tahun. Ditunjuk oleh pemerintahan inggris untuk menata asuhan keperawatan rumah sakit militer di turki memberi peluang baginya untuk meraih prestasi (Taylor. C, 1989)
Sesudah perang krim Florence nightingale kembali ke Inggris mempelopori berdirinya sekolah-sekolah perawat modern tahun 1840
v Kontribusi Florence Nightingale
a. Menetapkan standar manajemen rumah sakit
b. Menegaskan bahwa nutrisi merupakan bagian penting dari asuhan keperawtan
c. Meyakinkan bahwa akupasional merupakan suatu terapi bagi orang sakit
d. Mengidentifikasi kebutuhan personal pasien dan peran perawat untuk memenuhinya
e. Mengemdbangkan standar okupasi bagi pasien wanita
f. Mengembangkan pendidikan keperawatan
g. Menetapkan 2 komponen keperawatan yaitu kesehatan dan penyakit
h. Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dnegan rofesi kedokteran.
i. Menekankan kebutuhan pendidikan lanjut bagi perawat

Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia
Perkembangan keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi social dan ekonomi yaitu penjajahan pemerintahan colonial Belanda, Inggris dan Jepang serta situasi pemerintahan Indonesia setelah Indonesia merdeka
v Dibedakan atas :
1. Masa sebelum kemerrdekaan
§ Masa penjajahan belanda I
Pada masa ini perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut VELPLEGEK dengan sebutan zieken oppaser sebagai penjaga rumah sakit. usaha pemerintahan Belanda dibidang kesehatan adalah :
ý Mendirikan rumah sakit I Binnen Hospital di Jakarta pada tahun 1799
ý Mendirikan rumah sakit II Butten Hospital
ý Membentuk dinas kesehatan tentara (military gezond herds dients)
ý Membentu Dinas Kesehatan Rakyat (Burgerlijke gezandherds dienst)
§ Zaman penjajahan Inggris
Gubernur jendral Rafles sangat memperhatikan rakyat semboyan :Kesehatan adalah milik manusia. Usaha-usahanya dibidang kesehatan :
ý Pencacaran secara umum
ý Membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa
ý Memperhatikan kesehatan pada para tawanan
§ Zaman penjajahan Jepang
Menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran yang juga merupakan zaman kegelapan dunia keperawatan di Indonesia. Kemunduran-kemunduran ini terlihat pada
à pekerjaan perawat dikerjakan oleh orang-orang yang tidak terdidik,
à Pimpinan RS diambil alih oleh orang-orang jepang,
à Obat-obatan sangat kurang
à Wabah penyakit terjadi dimana-mana.
§ Zaman kemerdekaan
Usaha-usaha dibidang kesehatan tahun 1949 mulai dibangun rumah skit dan balai kesehatn. Tahun 1952 mulai didirikan sekolah perawat yaitu sekolah guru perawat dan sekolah perawat setingkat SLTP tahun 1962 mulai didirikan pendidikan keperawatan professional.

v Tahun 1962-sekarang
Keperawatan mulai berkembang dengan pesat
Tahun 1962 mulai banyak berdiri akademi keperawatan (AKPER) tahun 1985 program studi ilmu keperawatan (PSIK) diselenggarakan oleh fakultas kedokteran universitas Indonesia lulusan I tahun 1988
Dampak : Meningkatkan pelayanan keperawatan, pendekatan proses keperawatan dan meningkatkan peran dan fungsi perawat.

Keperawatan penyakit jiwa di Indonesia
Tahun 1800 pasien jiwa sudah dikumpulkan di bangsal-bangsal dan perawatannya bersifat penjagaan. RS jiwa didirikan pertama kali tahun 1875 di Cilandak Bogor dnegan kapasitas 400 orang. Rumah sakit jiwa kedua di Lawang tahun 1894 dengan kapasitas 3300 pasien. Rumah sakit jiwa ketiga RSJ Prof. Dr. Soeroyo di magelang tahun 1923 dengan kapasitas 1400 pasien.
Pendidikan keperawatan jiwa baru dibuka bulan September 1940 di bogor dengan kursus. Saat ini perawatan jiwa diselenggarakan secara modern. Dibangsal-bangsal, pengobatan dengan shock terapi, menggunakan obat-obat tidur dnegan musik, olah raga dan rekreasi.
Konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang Islam (Islamic health belief) dan nilai-nilai profesi yang diperoleh dari pendidikan keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di Negara barat, keyakinan akan spiritual Islam tercermin dalam budaya mereka.
Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi tinggal bagaimana keperawatan dan islam berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan informatika kesehatan agar tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan dimulai oleh Rufaidah binti Sa'ad